Serangan AS ke Houthi Menggila, Begini Nasib Harga Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah pada pekan ini terpantau berjatuhan, meski ada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah pada pekan ini.

Sepanjang pekan ini, harga minyak kontrak jenis Brent melemah 0,6% secara point-to-point (ptp). Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ambles 1,53% pekan ini.

Namun pada perdagangan Jumat (12/1/2024) akhir pekan ini, harga minyak ditutup bergairah, dengan Brent melonjak 1,14% ke US$ 78,29 per barel, sedangkan jenis WTI melesat 0,92% menjadi US$ 72,68 per barel.

Harga minyak bergairah di akhir pekan ini setelah Iran menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Oman, meningkatkan prospek meningkatnya konflik di Timur Tengah.

Pada awal sesi Jumat lalu, kedua harga minyak acuan tersebut naik lebih dari US$2 per barel namun turun lebih rendah karena peningkatan inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak terduga.

Kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menunda penurunan suku bunga yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar global dan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada Maret 2024.

Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Dari Timur Tengah, Iran menyita sebuah kapal tanker yang membawa minyak mentah Irak dengan tujuan Turki sebagai pembalasan atas penyitaan kapal yang sama dan minyaknya pada tahun lalu oleh AS.

Penyitaan St. Nikolas yang berbendera Kepulauan Marshall bertepatan dengan serangan berminggu-minggu yang dilakukan milisi Houthi Yaman yang didukung Iran yang menargetkan rute pelayaran Laut Merah.

Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman minggu ini melancarkan serangan terbesar mereka terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah.

AS dan Inggris mengisyaratkan mereka akan mengambil tindakan lebih lanjut jika serangan terus berlanjut. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut diakhirinya segera serangan Houthi.

Pemimpin kelompok tersebut, Abdel Malek al-Houthi, mengatakan setiap serangan terhadap Houthi tidak akan terjadi tanpa tanggapan, dan mencatat bahwa tanggapan tersebut akan lebih besar daripada serangan baru-baru ini yang menggunakan drone dan rudal yang menargetkan kapal AS di Laut Merah.

Houthi sendiri melancarkan serangan ke Laut Meran sebagai bentuk protes perang Israel ke Gaza. Desember lalu, Houthi juga mengatakan akan menargetkan kapal-kapal terkait Israel sampai bantuan diberikan ke Gaza secara maksimal.

Laut Merah merupakan 15% bagian dari jalur pelayaran internasional. Ini merupakan jalan tercepat lalu lintas barang dari Asia ke Eropa, melalui Terusan Suez.

Akibat serangan ini Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari. Angka ini jeblos dari sebelumnya, 500.000 per hari pada bulan November.

“Pengalihan perhatian terhadap serangan tersebut telah menyebabkan perjalanan antara pusat produksi Asia dan konsumen Eropa memakan waktu hingga 20 hari lebih lama,” kata Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Perdagangan Kiel, Julian Hinz. https://sebelumnyaada.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*